9 Bahaya Vaping yang Perlu Anda Ketahui

9 Bahaya Vaping yang Perlu Anda Ketahui

Penulis: Marizka | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 14 Agustus 2023

 

Mungkin sebagian dari Anda mengira bahwa vape atau rokok elektrik lebih aman daripada rokok tembakau. Hal ini karena vape tidak mengandung zat berbahaya, seperti karbon monoksida dan tar, yang terdapat pada rokok tembakau.

Perlu Anda ketahui, vape justru mengandung zat berbahaya lain, seperti asetaldehida, propanal, diasetil, logam berat dan nikotin. Zat berbahaya ini beresiko mengganggu kesehatan Anda, terutama pernapasan. Berikut ini 9 bahaya vape bagi kesehatan yang perlu Anda waspadai:

1. Membahayakan Sistem Kardiovaskular

Sama seperti rokok pada umumnya, vape juga mengandung nikotin. Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 oleh Nature Reviews Cardiology menjelaskan bahwa nikotin pada vape dapat menyebabkan gangguan sistem kardiovaskular.

Sistem kardiovaskular meliputi jantung dan pembuluh darah. Sehingga, jika mengalami gangguan pada sistem ini,  Anda dapat mengalami serangan jantung dan stroke.

2. Meningkatkan Risiko Tekanan Darah Tinggi

Sama halnya nikotin yang ada di dalam rokok, nikotin di dalam vape juga dapat meningkatkan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung. Hal ini karena nikotin dapat memberi sinyal pada otak untuk melepaskan hormon adrenalin.

Jika hal ini sering terjadi, hormon ini akan membuat pembuluh darah mengecil dan membuat tekanan darah naik. Tidak hanya tekanan darah yang naik, dalam kasus yang parah nikotin dapat membuat dinding pembuluh darah rusak.

3. Menyebabkan Kejang

Pada tahun 2010 dan 2019 U.S. Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan, bahwa ada sekitar 35 kasus orang yang menggunakan vape atau rokok elektrik mengalami kejang setelah menggunakannya. Hal ini terjadi akibat keracunan nikotin, karena terlalu sering menghisap vape.

Baca Juga : Bahaya Merokok Saat Berbuka Puasa

4. Membahayakan Janin

Bagi Anda yang sedang hamil, menghirup vape baik secara langsung ataupun terpapar dari orang lain, dapat membahayakan janin. Pasalnya, vape mengandung zat kimia berbahaya bagi kesehatan dan juga perkembangan janin.

Selain itu, vape juga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Jika Anda hamil dan merasa sulit untuk berhenti merokok, segera bicarakan dengan dokter Anda tentang cara terbaik untuk berhenti untuk merokok.

5. Merusak Paru-Paru

Vape juga berbahaya untuk paru-paru dan sistem pernapasan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah melaporkan lebih dari 2.500 kasus cedera paru yang terkait dengan vaping. Sebagian besar melibatkan produk yang mengandung tetrahydrocannabinol (THC), yaitu senyawa utama dari ganja.

6. Risiko Terkena Kanker

Berbeda dengan rokok tradisional yang mengeluarkan asap, vape hanya mengeluarkan uap. Meskipun istilah ‘uap’ mungkin terdengar tidak berbahaya, namun uap tersebut mengandung aerosol. Aerosol dari rokok elektrik merupakan zat berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru, jantung, hingga kanker.

Baca Juga : Bahaya Asap Rokok bagi Anak

7. Membuat Ketagihan

Jika Anda berpikir vape tidak memiliki efek ketagihan, Anda salah. Seperti halnya rokok tembakau, vape juga bisa membuat penggunanya ketagihan.

Hal ini karena nikotin yang terkandung di dalam vape, dapat merangsang otak untuk melepaskan hormon dopamin dalam jumlah yang cukup banyak. Hormon inilah yang menyebabkan seseorang memiliki ketergantungan.

8. Memengaruhi Daya Ingat dan Konsentrasi

Kandungan nikotin yang tinggi dalam vape dapat memengaruhi reseptor khusus dalam sel saraf. Jika hal ini terjadi, kalsium dan ion dapat masuk ke dalam sel otak, yang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan sel saraf. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan daya ingat dan konsentrasi seseorang.

9. Memikat Generasi Baru

Dilansir dari John Hopkins Medicine, ahli bedah umum Amerika, melaporkan penggunaan vape di kalangan siswa sekolah menengah telah meningkat sebesar 900 persen. Lalu, 40 persen dari pengguna vape atau e-rokok dari berasal dari kalangan remaja yang tidak pernah merokok tembakau.

Peningkatan tersebut terjadi akibat stigma yang salah mengenai vaping tidak lebih berbahaya daripada rokok. Selain itu, biaya penggunaan vape juga lebih rendah dibandingkan rokok tradisional. Jika hal ini terus terjadi maka generasi muda akan semakin terpikat nikotin.

Meskipun tidak mengandung tembakau, namun vape memiliki kandungan zat kimia berbahaya yang dapat meningkatkan risiko penyakit serius. Jika Anda ingin berhenti untuk menghisap vape, segera hubungi dokter Anda agar menemukan solusi terbaik untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.

Baca Juga : Tips Efektif Berhenti Merokok

Sumber


American Cancer Society. 2020. What Do We Know About E-cigarettes? www.cancer.org
American Family Physician. 2019. e-Cigarettes, Vaping, and Juuls: What You Need to Know. www.aafp.org
Explore Health. 2019. The Dangers of Vaping Doctors Want Everyone to Know. www.health.com
John Hopkins Medicine. 5 Vaping Facts You Need to Know. www.hopkinsmedicine.org
Mayo Clinic. 2020. Electronic cigarettes: Not a safe way to light up. www.mayoclinic.com