6 Mitos Penyebab Gagal Diet

6 Mitos Penyebab Gagal Diet

Penulis: Unik Fa | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 15 Juli 2020

 

Banyak sekali orang yang gagal melakukan diet karena percaya dengan mitos-mitos yang salah. Semua nasehat dan informasi seputar diet dianggap fakta, sayangnya banyak dari semua itu cuma mitos, tanpa bukti ilmiah.

Mengetahui fakta dan mitos dari diet itu sendiri sangat penting supaya diet Anda nggak terasa berat atau malah sia-sia. Berikut beberapa mitos diet yang perlu Anda ketahui, supaya lebih semangat diet dan program Anda tidak sia-sia.

1. Nasi adalah penyebab gemuk

Apa Anda sering melihat orang yang berusaha keras diet dengan makan nasi merah, atau bahkan sama sekali nggak makan nasi, tapi nggak kurus-kurus? Kenapa ada juga orang kurus yang makan nasi juga tetap kurus?

Hal ini dikarenakan penyebab gemuk itu bukan nasi, tapi kelebihan makan (kuncinya adalah kelebihan) karbohidrat, lemak, dan gula-lah yang menyebabkan gemuk! Orang yang banyak makan nasi namun total kalori harian, total gula, dan karbohidratnya tidak berlebihan ya akan tetap kurus.

Sebaliknya, meski anti nasi tapi kelebihan kalori dari sumber karbohidrat dan gula lainnya ya sama saja. Tidak perlu sampai tidak makan nasi, yang penting seimbang dan tidak berlebihan.

Baca JugaFaktor Lingkungan Penyebab Berat Badan Naik

2. Percaya dengan iklan suplemen pelangsing

Kalau menjadi kurus itu semudah iklan pil pelangsing, jus detox, atau aneka meal replacement lainnya, kenapa masih banyak orang kelebihan berat badan? Apalagi banyak sekali iklan obat atau jus pelangsing yang menawarkan kemudahan diet tanpa olahraga, lantas kenapa masih banyak artis bahkan milyarder sekalipun yang obesitas?

Beberapa jenis suplemen mungkin bisa membantu membuat olahraga jadi lebih efektif, seperti susu protein misalnya. Ada juga yang bisa membantu melengkapi kurangnya nutrisi seperti jus detox. Tapi suplemen tersebut tanpa olahraga hanya akan menguras isi dompet saja.

3. Lemak bisa keluar lewat urin dan BAB

Sering dengar iklan pil atau minuman diet yang “katanya” bisa menurunkan berat badan meski tanpa olahraga? Suplemen tersebut sering kali mengatakan kalau lemak akan keluar lewat urin dan kotoran saat buang air besar (BAB).

Lemak di dalam tubuh itu tidak bisa dilumerkan atau diencerkan. Cara membakarnya adalah dengan pembakaran energi melalui aktivitas dan olahraga, lemak ini akan dijadikan asam lemak bebas dan diubah menjadi energi untuk beraktivitas. Inilah bagaimana cara lemak itu terbakar.

Hati-hati saat Anda mengonsumsi pil diet, apakah memang lemak yang menghilang atau cairan dalam tubuh Anda yang dihilangkan. Sehingga, seakan-akan berat badan Anda turun, namun sayangnya itu bukan lemak. Jadi nantinya berat badan akan cepat naik lagi.

Baca JugaMengenal Metode Diet Intermittent Fasting

4. Genetik yang buruk

Sudah makan sedikit tapi nggak kurus-kurus, merasa nggak bisa kurus karena keturunan. Itu semua salah! Yakin sudah menghitung kalori yang masuk dan keluar dengan akurat?

Banyak studi menyatakan bahwa orang obesitas yang mencoba program diet namun gagal sering “under-report” total kalori yang mereka makan, dan “over-report” aktivitas fisik mereka. Jika perhitungan kalori dan nutrisi yang masuk tepat, ditambah dengan aktivitas fisik yang aktif dan sesuai perhitungan, maka seperti apapun bentuk tubuhnya diet pasti berhasil.

Ingat, faktor genetik itu ada namun sangat kecil sekali. Yang lebih menyebabkan kelebihan berat badan adalah pola hidup yang tidak sehat dan kurang aktif.

5. Kardio adalah cara terbaik menurunkan berat badan

Memang benar kalau kardio sangat efektif untuk menurunkan berat badan. Tapi, yang turun benar-benar semua massa pada tubuh Anda, baik itu cairan tubuh, massa otot, dan sedikit sekali lemak.

Apalagi, kardio yang berlebihan juga memicu kenaikan nafsu makan yang jadi lebih tinggi. Secara tidak sadar Anda justru akan makan lebih banyak.

Jika ingin diet Anda efektif, kombinasikan kardio, latihan beban, makanan yang sehat, dan istirahat yang cukup. Karena kunci diet yang sukses adalah melalui pola hidup yang baik dan sehat.

Baca JugaKenali HIIT Kardio, Olahraga Efektif Membakar Lemak

6. Fat Loss dan Weight Loss sama saja

Banyak orang berpikir fat loss dan weight loss sama saja, sama-sama berat badan turun, dan lemak hilang. Padahal keduanya sangat jauh perbedaannya, lho.

Fat loss berkonsentrasi pada hilangnya massa lemak tubuh. Sementara, weight loss yang turun adalah massa air, massa otot, dan sedikit sekali lemak.

Nah yang membedakan, saat Anda berfokus pada fat loss, berat badan Anda mungkin berkurang sedikit sekali atau malah memang tidak berkurang, tapi bentuk badan Anda akan terlihat lebih mengecil dan kencang.

Orang yang berfokus pada fat loss pasti lebih memikirkan asupan nutrisi, terutama protein. Sehingga meski berat badannya turun sangat perlahan, bentuk tubuh tampak lebih indah karena massa otot bertambah dan tubuh jadi lebih kencang. Karena yang dibakar benar-benar adalah lemak, hasilnya pun lebih maintainable karena caranya sehat dan tidak menurunkan metabolisme.

Sedangkan pada weight loss yang sering hanya terobsesi dengan angka timbangan yang menurun atau jarum yang makin ke kiri, seringkali hanya berfokus pada pengurangan kalori dan antipati pada makanan tertentu, tanpa benar-benar memperhitungkan kebutuhan nutrisi harian tubuh. Hasilnya, berat badan dan metabolisme tubuh sama-sama turun dengan cepat. Tapi ingat, weight loss itu cepat turun dan cepat juga naik lagi, atau yang biasa disebut berat badan yoyo.

Baca JugaKenali Perbedaan Weight Loss vs Fat Loss

Sumber

Healthline. (2017). Is Rice Fattening or Weight Loss Friendly?. www.healthline.com

Healthline. (2018). Cardio vs Weight Lifting: Which Is Better for Weight Loss?. www.healthline.com

Chris Iliades. (2018). 7 Ways Strength Training Boosts Your Health and Fitness. www.everydayhealth.com

The Conversation. (2018). Ketika berat kita berkurang, ke mana larinya lemak tubuh yang kita buang?. theconversation.com