5 Faktor Lambatnya Pemulihan Luka Diabetes dan Cara Merawatnya

5 Faktor Lambatnya Pemulihan Luka Diabetes dan Cara Merawatnya

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Mengonsumsi makanan cepat saji, serba manis, hingga dan bercitarasa pedas rasanya menjadi semakin populer saat ini. Hal itu tentunya bisa memicu suatu penyakit, yaitu diabetes. Diabetes merupakan kondisi gangguan kesehatan akibat dari ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi atau menggunakan insulin yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa atau gula darah dari batas normal.

Di Indonesia sendiri, diabetes dianggap sebagai masalah kesehatan utama dan telah menjadi perhatian sejak tahun 1980-an. Lebih dari 10 juta orang yang hidup dengan diabetes memiliki tingkat prevalensi 6,2 persen.

Dalam hal penyebutan istilah diabetes, masyarakat membagi menjadi diabetes kering dan basah. Padahal, dalam dunia medis yang ada hanyalah diabetes tipe 1 dan 2. Pada dua jenis ini, biasanya ditandai dengan luka, goresan, atau lecet yang timbul di bagian tubuh, terutama kaki sebagai tempat cedera paling umum.

Luka pada penderita diabetes memang cenderung lambat atau sulit untuk sembuh. Maka dari itu, penting bagi penderita diabetes untuk mewaspadai beberapa hal. Lantas, apa saja faktor luka diabetes lambat pulih?

Baca Juga: Cermati Tinggi Rendahnya Kadar Gula Darah dalam Tubuh

Faktor Lambatnya Pemulihan Luka Diabetes

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan lambatnya proses pemulihan luka pada diabetes, diantaranya:

1. Kadar Gula Darah Tinggi

Tingkat gula darah merupakan faktor utama seberapa cepat luka akan sembuh. Saat kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya, ini akan mencegah nutrisi dan oksigen untuk memberi energi sel, mencegah sistem kekebalan secara efisien, dan meningkatkan peradangan pada sel-sel tubuh. Beberapa hal tersebut akan memperlambat penyembuhan luka.

2. Sakit Saraf

Neuropati perifer juga dapat diakibatkan oleh kadar gula darah yang secara konsisten lebih tinggi dari biasanya. Semakin lama, akan terjadi kerusakan pada saraf dan pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan daerah yang terkena kehilangan sensasi.

Biasanya, neuropati terjadi di tangan dan kaki. Saat kondisi ini terjadi, penderita mungkin tidak dapat merasakan luka. Inilah yang menjadi alasan mengapa luka kaki cenderung lebih sering terjadi pada penderita diabetes.

3. Sirkulasi yang Buruk

Penderita diabetes dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit pembuluh darah perifer, yaitu suatu kondisi sirkulasi darah yang buruk. Penyakit pembuluh darah perifer menyebabkan pembuluh darah menyempit, dan mengurangi aliran darah ke anggota badan.

Kondisi ini juga memengaruhi kemampuan sel darah merah untuk melewati pembuluh darah dengan mudah. Sehingga kadar glukosa darah yang lebih tinggi dari normal meningkatkan kekentalan darah, bahkan lebih memengaruhi aliran darah tubuh.

4. Defisiensi Sistem Imun

Sebagian besar penderita diabetes juga memiliki masalah dengan aktivasi sistem kekebalan tubuh.

Jumlah sel pejuang kekebalan yang dikirim untuk menyembuhkan luka dan kemampuannya untuk mengambil tindakan, akan semakin berkurang. Jika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik, penyembuhan luka lebih lambat dan risiko infeksi lebih tinggi.

5. Infeksi

Jika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik, tubuh akan berjuang untuk melawan bakteri yang menyebabkan infeksi. Kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal juga akan meningkatkan kemungkinan infeksi.

Hal ini karena bakteri berkembang dengan gula ekstra yang tersedia dalam aliran darah. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi juga bisa mencegah sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan bakteri yang menyerang. Apabila tidak segera diobati, kondisi ini akan menyebar dan menyebabkan komplikasi, seperti gangren atau sepsis.

Baca Juga: Tips Merawat Luka Terbuka dengan Benar

Cara Merawat Luka Akibat Diabetes

Luka menjadi penyebab nyata dari diabetes. Perlu dilakukan perawatan secara intens supaya luka tidak berkembang menjadi infeksi atau komplikasi yang lebih serius.

Hal ini karena kondisi paling parah dari infeksi atau komplikasi diabetes adalah adalah amputasi. Penderita diabetes 15 kali lebih mungkin mengalami amputasi akibat luka di kaki.

Adapun beberapa cara yang bisa penderita diabetes lakukan untuk merawat luka akibat diabetes.

  1. Lakukan pemeriksaan secara teratur, baik melalui dokter atau pemeriksaan mandiri. Jika dirasa luka sudah semakin parah, pergilah ke dokter untuk konsultasi lebih lanjut.
  2. Bersihkan luka dan tutupi dengan kaus kaki putih atau perban bersih setiap hari. Cara ini berguna untuk melihat tanda munculnya darah atau nanah di kaki.
  3. Pastikan untuk mengganti kaus kaki atau balutan luka secara teratur. Hal ini bisa membantu mengurangi bakteri dan mempertahankan tingkat kelembapan yang sesuai pada luka. Kemudian, pastikan untuk berjalan menggunakan alas kaki. Bertelanjang kaki adalah ide yang buruk dan hanya akan meningkatkan risiko infeksi.
  4. Pastikan untuk mengonsumsi obat diabetes atau antibiotik guna mengurangi rasa sakit dan infeksi. Jika memang kondisi sudah parah, penderita diabetes perlu untuk dirawat inap dan mendapat penanganan lebih lanjut.

Tak sampai di situ, untuk menyembuhkan luka diabetes juga harus diiringi dengan hidup sehat. Disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat guna menjaga nutrisi pada tubuh tercukupi. Tak lupa untuk tetap aktif olahraga karena dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

Baca Juga: Pahami Aturan Minum Obat Diabetes

Sumber

Diabetes Atlas. (2019). IDF Diabetes Atlas Ninth Edition 2019. www.diabetesatlas.org

Healthline. (2017). What’s the Connection Between Diabetes and Wound Healing?. www.healthline.com

Jurnal Plos One. (2019). How people living with diabetes in Indonesia learn about their disease: A grounded theory study. journals.plos.org.

Medical News Today. (2019). How Does Diabetes Affect Wound Healing. www.medicalnewstoday.com