Pahami, Penyebab Vagina Terasa Panas

Pahami, Penyebab Vagina Terasa Panas

Penulis: Silvia | Editor: Alhasbi

Vagina yang terasa panas atau terbakar tentunya dapat membuat Anda merasa tidak nyaman, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Lantas, apa yang menjadi penyebab vagina terasa panas?

Penyebab vagina terasa panas bisa beragam mulai dari iritasi, penyakit menular seksual, hingga kondisi kesehatan lainnya. Tentunya, wanita tidak boleh mengabaikan kondisi ini begitu saja karena vagina termasuk dalam organ intim yang patut dijaga kebersihan maupun kesehatannya.

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab vagina terasa panas dan cara untuk mengatasinya.

1. Iritasi

Penyebab pertama vagina Anda terasa panas adalah adanya iritasi. Hal ini terjadi ketika vagina bersentuhan langsung dengan benda tertentu seperti terkena sabun, kain, dan parfum.

Selain terbakar, tanda dan gejala lain dari iritasi vagina atau yang disebut sebagai dermatitis kontak, yaitu gatal parah, rasa nyeri, dan perih.

Iritasi juga mungkin disebabkan oleh penggunaan pakaian tertentu, seperti celana dalam yang terlalu ketat.

Cara paling utama dalam pengobatan iritasi vagina adalah menghindari apa yang menjadi pemicunya.

2. Infeksi Bakteri

Penyebab vagina terasa panas selanjutnya yaitu infeksi bakteri, atau yang disebut juga dengan bacterial vaginosis.

Infeksi bakteri terjadi ketika ada terlalu banyak jenis bakteri tertentu di vagina, yang mempengaruhi keseimbangan normal pada area tersebut.

Gejala khas dari infeksi bakteri adalah rasa panas pada vagina, yang juga bisa terjadi saat buang air kecil.

Tidak hanya itu, infeksi bakteri vagina bisa ditandai dengan gejala lain yang meliputi keputihan berwarna putih atau abu-abu, nyeri, gatal, dan bau seperti ikan yang kuat, terutama setelah berhubungan seks.

Dalam beberapa kasus, BV akan sembuh tanpa pengobatan. Namun, sebagian besar wanita perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan resep antibiotik guna menyembuhkan kondisi vagina.

3. Infeksi Jamur

Penyebab vagina terasa panas lainnya yang perlu Anda waspadai adalah infeksi jamur. Ini merupakan kondisi yang cukup umum menyerang vagina. Bahkan, sebagian besar wanita pernah mengalaminya.

Infeksi jamur terjadi ketika jamur di vagina tumbuh secara berlebihan.

Selain menyebabkan perasaan panas pada vagina, infeksi jamur juga ditandai dengan gejala lain, seperti:

  • Gatal dan bengkak pada vagina
  • Kemerahan, gatal, dan pembengkakan pada vulva
  • Nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seksual
  • Cairan putih kental yang menyerupai keju cottage
  • Ruam merah di bagian luar vagina

Perawatan biasanya berupa obat antijamur, yang dapat dioleskan langsung oleh wanita dalam bentuk krim atau diminum sebagai kapsul.

Baca Juga : Waspadai Infeksi Jamur Vagina

4. Infeksi Saluran Kemih

Anda yang merasakan vagina panas, bisa juga mengalami infeksi saluran kemih (ISK).

Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemih atau kandung kemih Anda. Hal ini pun menyebabkan rasa terbakar internal dan sensasi menyakitkan pada vagina saat Anda buang air kecil.

Seorang wanita dengan infeksi saluran kemih (ISK) kemungkinan akan merasa terbakar di vagina saat buang air kecil. Adapun gejala ISK lain yang perlu Anda ketahui meliputi:

  • Keinginan untuk buang air kecil secara tiba-tiba dengan frekuensi yang lebih sering
  • Rasa nyeri saat buang air kecil
  • Urine berbau atau keruh
  • Terdapat darah dalam urine
  • Mengalami sakit di perut bagian bawah
  • Merasa lelah atau tidak enak badan

Untuk mengatasi infeksi saluran kemih, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik.

5. Lichen Sclerosis

Lichen sclerosis merupakan kemungkinan penyebab vagina terasa panas lainnya yang perlu Anda waspadai. Ini adalah kondisi kulit langka dan bisa menyebabkan bercak putih tipis yang berkembang di kulit vagina.

Wanita pasca menopause lebih mungkin mengembangkan kondisi lichen sclerosis, akan tetapi penyakit ini juga dapat berkembang pada wanita di usia berapa pun.

Jika Anda mencurigai adanya lichen sclerosis, segeralah bertemu dengan dokter. Biasanya dokter akan meresepkan krim steroid yang kuat untuk membantu mengurangi gejala Anda.

Adapun gejala lichen sclerosis antara lain, rasa nyeri pada vagina, kemerahan, gatal pada kemaluan yang parah, bercak di sekitar kulit vagina, serta terdapat luka terbuka atau lepuhan yang disertai darah.

6. Perubahan Hormon

Penyebab lain dari vagina yang terasa gatal dan terbakar adalah karena adanya perubahan hormon.

Perubahan hormonal yang dimaksud dapat terjadi selama menopause, tetapi bisa juga terjadi setelah operasi pengangkatan ovarium, dengan terapi radiasi, atau karena obat-obatan tertentu.

Selain itu, perubahan kadar hormon dapat menyebabkan dinding vagina menjadi lebih tipis dan lebih sensitif. Hal ini juga dapat berkontribusi pada penurunan libido dan pelumasan vagina selama kontak seksual, yang menyebabkan munculnya rasa sakit dan sensasi terbakar di area tersebut.

Untuk mengatasinya, Anda bisa mengunjungi ginekolog. Biasanya, dokter akan mengatasinya dengan terapi hormon, penggunaan pelumas atau mengganti segala jenis obat yang mungkin memengaruhi kadar libido.

Baca Juga : Bercak Putih Pada Vagina, Pahami Apa Itu Smegma?

Sumber

Healthline. (2023). What Causes Vaginal Burning, and How Is It Treated?. healthline.com

MedicalNewsToday. (2018). What causes burning in the vagina?. medicalnewstoday.com

WebMD. (2022). Vaginal Itching, Burning, and Irritation. webmd.com